Krisis Ekonomi Sri Lanka Menghancurkan Tatanan Kehidupan

Krisis ekonomi Sri Lanka menjadi bentuk peringatan serta pelajaran juga bagi negara Indonesia supaya lebih memperkuatkan perekonomian di tengah tekanan global seperti ini. Terjadinya krisis ekonomi belakangan ini membuat kenaikan harga energi serta pangan sehingga perlu diatasi dengan baik supaya tidak mengalami krisis ekonomi berkepanjangan dan mengakibatkan kehancuran perekonomian negara.

Baca Juga: Cara Mudah Bertransaksi Bisnis Menggunakan Aplikasi Transfez Bisnis

Sri Lanka saat ini sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah yang menyebabkan negara mengalami kebangkrutan. Perekonomian Indonesia terbilang cukup kuat secara struktural meskipun memang sebelumnya pernah mengalami krisis ekonomi yang cukup menghancurkan di tahun 1998 yang disebabkan oleh korupsi, kolusi dan nepotisme.

Krisis Ekonomi Sri Lanka Menghancurkan Tatanan Kehidupan

 

1. Keseriusan Krisis Ekonomi Sri Lanka

Krisis ekonomi yang memperburuk negara Sri Lanka ini dikarenakan pemerintah memiliki hutang 51 miliar dolar dan tidak sanggup untuk membayar pinjaman tersebut ataupun mengurangi jumlah uang yang dipinjam, bahkan dari segi pariwisata sendiri sebagai pertumbuhan ekonomi telah tersendat karena pandemi serta kekhawatiran disebabkan oleh keamanan pasca serangan teror di tahun 2019. Saat ini mata uang Sri Lanka sangat jatuh hingga mencapai 80% yang menjadikan impor terbilang sangat mahal dan makin memperburuk inflasi yang tidak dapat dikendalikan lagi karena untuk harga makanan pokok saja sudah naik mencapai 57%.

Sri Lanka menjadi negara yang sebentar lagi menuju kebangkrutan dan hampir tidak mempunyai dana sama sekali untuk melakukan impor susu, BBM ataupun gas yang digunakan memasak hingga kertas toilet sekalipun. Selain itu adanya korupsi politik juga menjadi masalah yang justru makin mempersulit penyelamatan keuangan di negara Sri Lanka, bahkan dari Center for Global Development di Washington telah mengatakan kepada Associated Press bahwasanya untuk memberikan bantuan harus dipastikan supaya tidak salah dalam pengelolaannya.

2. Dampak Krisis Ekonomi Sri Lanka

Sri Lanka menjadi salah satu negara tropis yang biasanya tidak pernah kekurangan makanan akan tetapi saat ini masyarakatnya tengah mengalami kelaparan. Program Pangan Dunia atau WFP telah mengemukakan bahwasanya hampir 9 dari 10 keluarga yang ada di Sri Lanka tidak makan dan bahkan menahan diri untuk tidak makan, sedangkan dari 3 juta warga Sri Lanka menerima bantuan kemanusiaan darurat.

Terdapat sejumlah dokter yang telah memanfaatkan media sosial supaya bisa memperoleh bantuan persediaan peralatan hingga obat-obatan penting yang dibutuhkan oleh masyarakat Sri Lanka. Makin banyaknya warga Sri Lanka yang mengupayakan supaya bisa memperoleh paspor yang nantinya mereka bisa pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pekerjaan, sedangkan bagi pegawai negeri sipil diberikan libur secara ekstra dalam jangka waktu 3 bulan untuk memberikan mereka waktu guna menanam tanaman yang nantinya bisa dimakan oleh keluarganya, setiap orang menderita dan putus asa untuk bisa memperbaiki keadaannya saat ini.

Lihat Juga Video Mudahnya Kirim Uang dengan Transfez ke Lebih dari 50 Negara

Lihat Juga Video Mudahnya Menggunakan Aplikasi Transfez Singapura

3. Alasan Ekonomi Sri Lanka Ambruk

Kondisi krisis ekonomi Sri Lanka ini telah dipantau oleh para ekonomi yang berawal dari faktor domestik seperti salah pengurusan yang berjalan selama bertahun-tahun serta korupsi yang cukup besar. Ekonomi Sri Lanka menjadi ambruk juga disebabkan oleh sebagian besar kemarahan publik yang ditujukan kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa serta saudaranya yaitu mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa.

Mahinda Rajapaksa telah mengundurkan diri pada bulan Mei lalu setelah adanya demonstrasi anti pemerintah yang dilakukan selama berminggu-minggu yang pada akhirnya mampu bergulir menjadi aksi kekerasan yang sangat menakutkan. Kan bahkan beberapa tahun terakhir situasi seperti ini memang menunjukkan kondisi yang sangat, adapun untuk penyebab lain terjadinya krisis ekonomi Sri Lanka sebagai berikut:

  • Terjadi bom bunuh diri di gereja serta hotel pada saat melakukan perayaan paskah pada tahun 2019 yang mampu menewaskan lebih dari 260 orang. Insiden yang satu ini mampu menghancurkan pariwisata khususnya pada sumber utama.
  • Kalau misalkan utang luar negeri yang digunakan untuk melakukan proyek infrastruktur besar-besaran membuat pemerintah harus meningkatkan pendapatannya cara mendorong pemotongan pajak terbesar dalam sejarah di negara Sri Lanka.
  • Pemotongan pajak diubah setelah kreditur memberikan penurunan peringkat bagi Sri Lanka yang menghalangi negara nantinya untuk melakukan pinjaman dalam jumlah yang lebih banyak karena merosotnya cadangan devisa. Selain itu pandemi juga menjadikan negara Sri Lanka ini mengalami pemerosotan dari segi dunia pariwisata.
  • Bulan April 2021, Rajapaksa memberikan kebijakan kepada masyarakatnya untuk melarang impor pupuk kimia. Dorongan yang digunakan untuk pertanian organik sangat mengejutkan para petani dan justru menghancurkan tanaman padi sebagai makanan pokok bagi masyarakat Sri Lanka.
  • Timbulnya kelonjakan harga-harga kebutuhan pokok, apabila ingin melakukan penghematan devisa maka ketika melakukan impor barang lain dianggap sebagai barang mewah yang dilarang oleh pemerintah Sri Lanka.
  • Terjadi perang geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022 dan mendorong harga pangan serta BBM cenderung lebih tinggi.

Baca Juga Artikel Strategi Pemasaran Lainnya dari Transfez

Strategi Pemasaran Digital Lebih Menguntungkan dan Hemat Biaya
Strategi Pemasaran Furniture yang Tepat Dijamin Terjual Banyak
Strategi Pemasaran Tempat Hiburan dengan Mengoptimalkan Website
Strategi Pemasaran Handpone untuk Membuat Konsumen Jadi Pelanggan
Strategi Pemasaran Perusahaan Manufaktur untuk Sukses ke Depannya

4. Angka Inflasi Sri Lanka

Banyaknya penyebab yang mendasari terjadinya krisis ekonomi di negara Sri Lanka tersebut membuat negara ini mengalami inflasi mendekati 40% serta harga pangan pun telah mengalami kenaikan hampir 60% di bulan Mei lalu. Namun dari Kementerian Keuangan Sri Lanka sendiri telah mengatakan bahwasanya negara tersebut hanya mempunyai cadangan devisa yang nantinya bisa dimanfaatkan dengan nilai sebesar 25 juta dolar saja, hal ini tentunya membuat negara tidak lagi memiliki kemampuan dalam melakukan pembayaran impor ataupun membayar miliaran utang yang dilakukan.

Sementara itu untuk nilai rupee dari negara Sri Lanka sangat lemah menjadi 360 Rupee per dolar Amerika dan kondisi inilah yang menyebabkan biaya impor cenderung lebih mahal. Sri Lanka sudah menangguhkan untuk melakukan pembayaran pinjaman luar negeri senilai 7 miliar dolar dengan jatuh tempo di tahun ini, dari yang sebelumnya 25 miliar dolar yang nantinya harus dilunasi di tahun 2026.

5. Bantuan Asing Untuk Krisis Ekonomi Sri Lanka

Sampai sekarang ini, India sudah memberikan kredit sebanyak 4 miliar dolar dan dari delegasi India juga sudah datang ke Kolombo pada bulan Juni lalu membahas terkait lebih banyak bantuan, akan tetapi dari pihak Wickremesinghe telah memberikan peringatan supaya negara tersebut tidak terlalu bergantung dengan India. Krisis ekonomi Sri Lanka memang sangat mengacaukan keadaan dan belakangan ini Sri Lanka menggantungkan harapannya pada IMF.

Download Aplikasi Transfez

Aplikasi Transfez bisa bantuin kamu untuk transfer uang ke luar negeri dengan lebih cepat, hemat, dan efisien. Transfez Bisnis juga bisa bantuin bisnis kamu dalam melakukan transaksi ke luar negeri loh. Untuk kamu yang ingin mengirim uang ke sanak saudara yang berada di luar negeri karena sedang menjalankan pendidikan, bekerja, ataupun traveling, Transfez akan siap membantu. Aplikasi ini tersedia di Android dan juga iOs. Download sekarang!

google play store
350px appstore

Demikianlah beberapa uraian terkait krisis ekonomi Sri Lanka yang sangat menghancurkan kesejahteraan masyarakat hingga pangannya. Sri Lanka mengalami krisis moneter dan bahkan tidak memiliki cadangan devisa sama sekali.