Meski mengirim uang ke mancanegara makin mudah, tidak banyak orang menyadari bahwa mereka merugi jutaan rupiah. Pasalnya, kebanyakan bank dan jasa remittance konvensional tidak transparan mengungkapkan berapa biaya transaksi yang ditanggung pengirim maupun penerima.
Apa itu Hidden Fee?
Pada dasarnya, Hidden Fee merupakan ongkos atau biaya yang dikeluarkan oleh pengguna suatu jasa, yang tidak tertera pada bagian depan penyedia jasa. Biasanya hal ini dapat merugikan pengguna karena pengguna tidak mengetahui Hidden Fee atau biaya yang disembunyikan pada platform.
Tak cermat memilih layanan transfer uang ke luar negeri, hidden fee bakal menghantui. Ini empat alasan mengapa biaya tersembunyi merugikan pengguna.
Keberadaan hidden fee ini jelas merugikan. Setidaknya ada empat alasan mengapa biaya tersembunyi yang tidak disampaikan sejak awal akan berisiko membebani pengguna.
Terlihat kecil, tetapi saat diakumulasikan jumlahnya besar
Mari coba berhitung dengan biaya transaksi yang lazim dikenakan oleh bank atau jasa remittance konvensional. Rata-rata bank menerapkan nominal sekitar ratusan ribu rupiah per transaksi. Sementara itu, jasa kirim uang ke luar negeri menerapkan tarif berbeda tergantung nominal dana yang dikirim.
Sekilas jika dibandingkan dengan besar dana yang ditransfer, biaya ini tampak kecil. Hanya sekitar 10% dari dana tersebut. Namun, bayangkan ketika transfer berlangsung berulang kali.
Ketika pengguna mengirim satu atau dua kali, besarnya biaya ini boleh jadi tidak berpengaruh banyak. Begitu frekuensi transfer meningkat, nominal biaya transaksi makin membesar saat diakumulasi. Sayang, kan?
Berpengaruh pada nilai tukar mata uang
Biaya ini jarang sekali diketahui pengguna layanan transfer uang ke luar negeri. Bank dan penyedia jasa remittance konvensional diam-diam membebankan biaya tambahan saat akan mengonversikan mata uang dari dana yang ditransfer.
Alih-alih mengambil rate atau nilai tukar mata uang yang berlaku di pasaran, mereka memilih mengonversikan dana tersebut dengan rate yang lebih tinggi. Hal tersebut membuat penerima dana terpaksa mengantongi uang dalam jumlah lebih kecil daripada nominal yang dikirim di awal.
Jumlah dana yang dikirim lebih banyak dari seharusnya
Dampak lain akibat hidden fee, pengirim harus menyediakan dana ekstra. Contoh, pengirim hendak transfer uang senilai 10 juta rupiah ke saudaranya di luar negeri melalui jasa remittance konvensional. Disebutkan bahwa biaya transaksi sekitar 250 ribu rupiah, tetapi tidak disampaikan berapa kurs yang dipakai saat mengonversi dana tersebut ke dolar Amerika Serikat.
Ternyata setelah dikalkulasi, dana tidak akan diterima utuh akibat selisih nilai tukar yang tinggi. Demi memastikan penerima mendapatkan uang senilai nominal yang dikirim, mau tak mau pengirim perlu menyiapkan dana ekstra, bukan?
Biaya transfer bisa berubah sewaktu-waktu
Satu lagi kerugian dari hidden fee, yaitu penyedia jasa bisa mengenakan biaya transfer berapa saja sesuai kebijakan perusahaan masing-masing. Hal itu termasuk mengubah komponen biaya transaksi tersebut kapan saja, tanpa memberi tahu secara transparan kepada pengguna. Tentu hal ini bisa membuat siapa pun sakit kepala dan pusing dengan segala macam perhitungan yang harus dicermati.
Keberadaan hidden fee bisa berbahaya karena membuat pengguna harus membayar mahal di akhir proses transaksi. Maka, pilih Transfez sebagai lembaga remittance terpercaya untuk mengirim uang ke luar negeri.
Dengan Transfez, tidak ada hidden fee. Semua biaya transparan sejak awal; pengguna cukup membayar sesuai nominal yang tertera pada layar. Begitulah seharusnya kirim uang ke luar negeri dengan Transfez: mudah, cepat, aman, dan transparan.