Beras merupakan makanan pokok bagi lebih dari separuh populasi dunia, termasuk di Indonesia. Tidak hanya di Asia, tetapi juga di Afrika, Amerika Selatan, dan sebagian wilayah Eropa, beras memiliki peran vital dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian masyarakat. Meskipun Indonesia termasuk salah satu negara penghasil beras terbesar, faktanya negara ini masih mengimpor beras. Hal ini menunjukkan adanya dinamika yang lebih kompleks dalam produksi dan distribusi beras di dalam negeri.
Pada artikel ini, kita akan bahas 10 negara penghasil beras terbesar di dunia berdasarkan data terbaru tahun 2023/2024 dari USDA Commodity Data, serta mengulas mengapa Indonesia yang merupakan salah satu negara penghasil beras terbesar, masih bergantung pada impor beras untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Baca Artikel Seputar Bisnis di Blog Transfez
Cara untuk Memulai Bisnis Warmindo agar Banyak Pembeli
Rekomendasi Memulai Bisnis Online Anak Kuliahan
Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Menjalankan Bisnis Impor
9 Bisnis/Usaha yang Lagi Trend di Luar Negeri
Photo by Helena Pfisterer on Unsplash
Faktor-Faktor Penentu Produksi Beras
Sebelum masuk ke daftar negara, ada baiknya kamu tahu beberapa faktor krusial yang mempengaruhi produksi beras di suatu negara atau daerah.
- Kondisi Geografis dan Iklim
Beras tumbuh paling baik di iklim tropis atau subtropis, dengan curah hujan tinggi dan suhu yang stabil sepanjang tahun. Negara-negara dengan tanah subur dan sistem irigasi yang baik cenderung lebih produktif dalam menghasilkan beras. - Teknologi Pertanian
Penggunaan teknologi modern, seperti varietas padi unggul dan mekanisasi, memainkan peran besar dalam meningkatkan hasil panen. Negara-negara seperti China dan India sudah memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi produksi mereka. - Kebijakan Pemerintah
Subsidi pupuk, program intensifikasi pertanian, dan kebijakan perdagangan beras sangat memengaruhi kemampuan negara dalam memproduksi dan mendistribusikan beras secara efisien.
10 Negara Penghasil Beras Terbesar di Dunia
1. China
- Produksi Tahunan: 144,62 juta metrik ton (28% produksi dunia)
China sudah lama menjadi produsen beras terbesar di dunia. Dengan sistem irigasi modern dan riset pertanian yang maju, negara ini bisa mempertahankan dominasi dalam produksi beras. Beberapa wilayah di China bahkan menanam padi lebih dari satu kali dalam setahun.
2. India
- Produksi Tahunan: 137,83 juta metrik ton (26% produksi dunia)
India tidak hanya besar dalam produksi beras tetapi juga merupakan eksportir terbesar di dunia. Berbagai jenis padi tumbuh di seluruh negeri India, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi seperti Bengal dan Tamil Nadu. Pemerintah India juga mendukung sektor pertanian beras melalui subsidi dan program penyuluhan.
3. Bangladesh
- Produksi Tahunan: 37 juta metrik ton (7% produksi dunia)
Beras adalah komoditas utama di Bangladesh, yang mengandalkan produksi padi untuk ketahanan pangan domestik. Meski negara ini sering menghadapi tantangan akibat banjir, mereka terus berinovasi dalam teknologi pertanian untuk menjaga hasil panen.
4. Indonesia
- Produksi Tahunan: 33,02 juta metrik ton (6% produksi dunia)
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil beras terbesar. Meski begitu, Indonesia tetap mengimpor beras. Banyak wilayah di Indonesia mengandalkan irigasi sawah untuk produksi padi yang melimpah. Pemerintah terus berupaya meningkatkan efisiensi distribusi dan produksi beras dalam negeri.
5. Vietnam
- Produksi Tahunan: 26,3 juta metrik ton (5% produksi dunia)
Vietnam dikenal dengan kualitas beras premium, terutama yang diproduksi di Delta Mekong. Negara ini juga merupakan salah satu eksportir beras terbesar di dunia, dengan pasar utama di China, Filipina, dan beberapa negara di Afrika.
6. Thailand
- Produksi Tahunan: 20 juta metrik ton (4% produksi dunia)
Thailand terkenal dengan beras Jasmine, yang memiliki aroma khas dan tekstur lembut. Negara ini juga menjadi salah satu eksportir beras terbesar, terutama ke pasar Timur Tengah dan Eropa.
7. Filipina
- Produksi Tahunan: 12,33 juta metrik ton (2% produksi dunia)
Filipina mulai menunjukkan peningkatan dalam produksi beras berkat modernisasi sistem pertanian. Negara ini sebelumnya sangat bergantung pada impor, namun kini fokus pada peningkatan hasil lokal.
8. Myanmar (Burma)
- Produksi Tahunan: 11,9 juta metrik ton (2% produksi dunia)
Myanmar memiliki tanah subur dan iklim tropis yang ideal untuk budidaya padi. Padi merupakan komoditas utama di negara ini, dan produksi beras meningkat berkat teknologi pertanian yang semakin maju. Negara ini juga menjadi salah satu eksportir utama beras ke negara-negara tetangga di Asia.
9. Pakistan
- Produksi Tahunan: 9,87 juta metrik ton (2% produksi dunia)
Pakistan terkenal dengan beras Basmati, yang memiliki butiran panjang dan aroma harum. Negara ini memproduksi beras dalam jumlah besar, terutama di wilayah Punjab, yang memiliki sistem irigasi yang luas. Selain memenuhi kebutuhan domestik, Pakistan juga mengekspor Basmati ke berbagai negara di Timur Tengah dan Eropa.
10. Kamboja
- Produksi Tahunan: 7,4 juta metrik ton (1% produksi dunia)
Kamboja mulai mendapatkan perhatian di pasar global berkat beras organik berkualitas tinggi yang diproduksi secara alami tanpa bahan kimia. Negara ini memiliki tanah subur yang sangat mendukung pertumbuhan padi.
Alasan Indonesia Masih Mengimpor Beras
Meski Indonesia adalah negara penghasil beras terbesar, kamu pasti bertanya-tanya kenapa Indonesia masih mengimpor beras, meskipun ada surplus produksi. Mari kita bahas.
Upaya Bulog dalam Menstabilkan Harga
Pada 2018, Indonesia mencatatkan produksi padi sebesar 80 juta ton atau setara dengan 46,5 juta ton beras. Konsumsi beras nasional saat itu sekitar 33,47 juta ton, yang berarti ada surplus sekitar 13,3 juta ton. Meski ada surplus, Bulog tetap melakukan impor beras sekitar 1-2 juta ton untuk mengatasi masalah ketimpangan distribusi dan harga yang tidak selalu stabil.
Impor beras dilakukan oleh Bulog (Badan Urusan Logistik) untuk menstabilkan harga beras di pasar domestik. Ketika harga beras melonjak akibat ulah tengkulak atau kartel, Bulog melepaskan beras impor yang lebih murah untuk menekan harga pasar. Tujuannya agar harga beras tetap terjangkau bagi konsumen.
Fungsi Beras Impor Sebagai “Senjata Pamungkas”
Beras impor berperan penting dalam menjaga stabilitas harga di pasar. Dengan harga yang lebih murah, beras impor bisa digunakan untuk menurunkan harga beras lokal yang cenderung tinggi. Jika harga beras lokal sudah stabil, beras impor ini biasanya disimpan atau dijual untuk keperluan industri non-pangan, seperti pakan ternak.
Meskipun Indonesia memiliki kapasitas untuk mengekspor beras, beras yang diekspor biasanya adalah jenis beras tertentu yang tidak digunakan untuk konsumsi domestik. Ekspor beras dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Bulog, yang memastikan ekspor hanya dilakukan ketika stok beras domestik cukup.
Download Aplikasi Transfez
Aplikasi Transfez bisa bantuin kamu untuk transfer uang ke luar negeri dengan lebih cepat, hemat, dan efisien. Transfez Bisnis juga bisa bantuin bisnis kamu dalam melakukan transaksi ke luar negeri loh. Untuk kamu yang ingin mengirim uang ke sanak saudara yang berada di luar negeri karena sedang menjalankan pendidikan, bekerja, ataupun traveling, Transfez akan siap membantu. Aplikasi ini tersedia di Android dan juga iOs. Download sekarang!
Beras adalah komoditas vital yang mendukung kehidupan jutaan orang di seluruh dunia, dan sepuluh negara penghasil beras terbesar ini memegang peranan penting dalam memastikan pasokan beras global. Dari China hingga Kamboja, masing-masing negara memiliki faktor unik yang memengaruhi produksi dan distribusi beras mereka, mulai dari iklim hingga kebijakan pemerintah.
Meskipun Indonesia termasuk dalam jajaran negara penghasil beras terbesar, kenyataannya Indonesia tetap mengimpor beras untuk menjaga kestabilan harga dan distribusi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kapasitas produksi dalam negeri cukup besar, faktor distribusi dan kebijakan pemerintah juga memainkan peran penting dalam ketahanan pangan Indonesia.
Komentar Terbaru