Punya cita cita untuk kuliah ke Jepang? Kuliah ke luar negeri menjadi impian bagi sebagian besar anak muda di Indonesia. Sebagian besar mereka bermimpi untuk bisa menempuh pendidikan tinggi di negara maju.
Jepang menjadi salah satu negara tujuan favorit para pelajar di tanah air. Apalagi, Jepang terkenal sebagai negara dengan sistem pendidikan yang berkualitas dan inovatif.
Lihat Juga Video Cara Mudah Transfer Uang Ke Luar Negeri
Survei yang dilakukan MEXT tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 239.287 pelajar asing yang tengah menempuh pendidikan di Jepang. Dari jumlah tersebut, pelajar dari Indonesia menempati posisi keenam, dengan jumlah 4.630 orang. Jumlah pelajar Indonesia yang ada di Jepang pun cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Ditambah lagi, peluang untuk berkuliah ke Jepang bagi pelajar Indonesia terbuka lebar karena Pemerintah Jepang menargetkan 300 ribu pelajar asing yang menempuh pendidikan di negara mereka pada tahun 2020. Sangat disayangkan kalau peluang tersebut tidak dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh pelajar di Indonesia, kan?
Keuntungan Memilih Kuliah di Jepang
Tingginya jumlah pelajar Indonesia yang memilih berkuliah ke Jepang bukan tanpa alasan. Dibandingkan dengan negara lain, ada 5 keuntungan utama yang bisa didapatkan ketika berkuliah di Jepang, yaitu:
1. Standar pendidikan yang tinggi
Kualitas sistem pendidikan negara Jepang tidak perlu diragukan. Sebagai buktinya, orang-orang Jepang terkenal sebagai pribadi yang inovatif. Mereka selalu berusaha untuk menciptakan barang dengan bentuk yang kecil, lebih cepat, dan berusaha menjadi nomor satu.
Selain itu, berdasarkan peringkat OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)—organisasi ekonomi dunia yang berkomitmen pada demokrasi dan ekonomi pasar— pelajar Jepang menempati posisi pertama untuk pelajaran matematika. Tidak hanya itu, pelajar Jepang juga unggul dalam bidang literasi sains, menempati peringkat kedua dalam rangking OECD.
Lebih lanjut, menurut situs DoyouknowJapan, Jepang juga tercatat sebagai negara dengan pemenang hadiah Nobel terbanyak di Asia, dengan jumlah pemenang nobel mencapai 24 orang. Mereka juga memiliki jumlah universitas yang sangat banyak, mencapai 780 universitas dan 10 di antaranya adalah perguruan tinggi berkualitas yang termasuk dalam top 200 universitas terbaik dunia.
2. Jepang negara yang aman dan nyaman untuk belajar
Saat berkuliah di Jepang, Anda juga bisa memperoleh suasana belajar yang nyaman. Menurut studi OECD tahun 2014, Negara matahari terbit ini tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat kejahatan yang rendah di tingkat dunia. Dengan begitu, para pelajar asing yang tengah menempuh pendidikan di sini tidak akan mengalami gangguan dalam proses belajarnya.
Selain itu, Jepang juga terkenal dengan sistem health care yang maju. Setiap pelajar asing diwajibkan untuk mendaftar asuransi kesehatan. Dengan adanya asuransi kesehatan ini, pelajar tidak perlu membayar biaya kesehatan secara penuh, cukup dengan 30 persen dari total biaya pengobatan. Tidak hanya itu, dana 70 persen dari asuransi tersebut juga dapat diklaim kembali oleh anggota asuransi.
3. Biaya kuliah yang cukup terjangkau
Dibandingkan dengan negara maju dunia yang lain, Jepang memiliki biaya kuliah relatif murah. Untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri Amerika Serikat, biaya per tahun yang harus dikeluarkan bisa mencapai US$10 ribu. Beban biaya tersebut bakal lebih tinggi untuk para pelajar internasional serta mahasiswa di universitas swasta.
Di Jepang, biaya kuliah universitas negeri jauh lebih ringan kalau dibandingkan dengan di Amerika Serikat. Secara rata-rata, mahasiswa perguruan tinggi negeri di Jepang hanya perlu membayar biaya kuliah sekitar 535.800 yen atau kurang lebih US$5.500 per tahun (setara Rp69 juta, dengan asumsi 1 yen = Rp 130).
4. Tersedia banyak tawaran beasiswa
Keuntungan selanjutnya yang bisa didapatkan oleh para pelajar di perguruan tinggi Jepang adalah banyaknya tawaran beasiswa. Tawaran beasiswa tersebut tidak hanya bisa dinikmati oleh mahasiswa universitas negeri, tetapi juga perguruan tinggi swasta. Jenis beasiswa yang bisa diperoleh juga beragam, termasuk beasiswa penuh dan beasiswa sebagian.
5. Peluang memperoleh pekerjaan yang besar
Kualitas sistem pendidikan yang tinggi membuat para lulusan perguruan tinggi Jepang memiliki kompetensi lebih baik dibandingkan lulusan universitas di negara lain. Apalagi, menurut situs resmi Universitas Tsukuba Jepang, terungkap bahwa hampir separuh dari perusahaan besar Jepang memiliki ketertarikan untuk merekrut orang asing lulusan institusi Jepang.
Mengetahui Sistem Pendidikan di Jepang
Sistem pendidikan di Jepang dilakukan secara berjenjang 4 tahapan, dimulai dari 6 tahun pendidikan dasar (shougakkou), 3 tahun pendidikan menengah pertama (chugakkou), 3 tahun pendidikan menengah atas (kokkou), serta 4 tahun pendidikan perguruan tinggi. Dari 4 tahapan pendidikan tersebut, pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama merupakan program pendidikan wajib.
Meski bukan bagian dari pendidikan wajib, masyarakat Jepang punya kesadaran besar mengenai pentingnya pendidikan. Sebagai buktinya, hampir 96 persen masyarakat di Jepang telah menyelesaikan pendidikan sampai tahap kokkou.
Tidak hanya itu, partisipasi pendidikan di tingkat perguruan tinggi oleh masyarakat Jepang juga sangat tinggi. Pada tahun 2017, total terdapat sebanyak 2,89 juta mahasiswa dari total jumlah penduduk 126,8 juta jiwa (1:43,87) yang tercatat tengah menempuh pendidikan di total 780 universitas. Bandingkan dengan jumlah mahasiswa di Indonesia yang tercatat hanya 7 juta mahasiswa pada tahun 2018 dari total jumlah penduduk sebanyak 264 juta jiwa (1:37).
Di Jepang, terdapat 3 jenis universitas yang bisa dipilih, yaitu:
- Universitas nasional
Universitas nasional adalah jenis universitas negeri yang dana operasionalnya bersumber dari dana pemerintah pusat. Perguruan tinggi yang termasuk kategori ini kerap memiliki kualitas pendidikan bagus dengan biaya kuliah terjangkau. Per 2010, terdapat sebanyak 86 universitas nasional di Jepang.
- Universitas publik
Seperti halnya universitas nasional, universitas publik adalah perguruan tinggi yang didanai oleh pemerintah. Hanya saja, sumber dananya berasal dari pemerintah lokal. Di seluruh wilayah Jepang, terdapat sebanyak 96 universitas publik.
- Universitas swasta
Universitas swasta jadi jenis perguruan tinggi terbanyak di Jepang, dengan jumlah mencapai 597 universitas.
Dari ketiga jenis perguruan tinggi tersebut, universitas nasional dan universitas publik memiliki biaya terjangkau. Program S1 di universitas nasional dan universitas publik, rata-rata memakan biaya masing-masing 820.000 yen dan 930.000 yen (setara Rp 106 juta dan 121 Juta) pada tahun pertama. Sementara itu, biaya di universitas swasta, berkisar antara 1.100.000 yen sampai 1.650.000 yen (setara Rp142 juta – Rp213 juta) pada tahun pertama.
Pengeluaran pada tahun pertama kuliah di Jepang memang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun berikutnya. Apalagi, setiap mahasiswa baru diwajibkan untuk membayar admission fee yang hanya dibebankan pada tahun pertama kuliah.
Dengan begitu banyaknya universitas, ada beberapa di antara perguruan tinggi di Jepang yang menjadi tempat kuliah favorit. Universitas-universitas tersebut di antaranya adalah University of Tokyo atau Todai, Kyoto University atau Kyodai, Osaka University atau Handai, Tokyo Institute of Technology, serta Tohoku University.
Selanjutnya, Anda juga perlu tahu waktu pendaftaran mahasiswa baru di Jepang. Secara umum, pendaftaran mahasiswa baru dibuka mulai dari musim panas hingga Oktober atau November dan masa perkuliahan biasanya dimulai pada bulan April.
Persyaratan yang Wajib Dipenuhi saat Berkuliah di Jepang
Untuk bisa berkuliah di Jepang, Anda perlu memenuhi persyaratan imigrasi, yaitu:
Mengurus Certificate of Eligibility (COE)
Certificate of Eligibility (COE) merupakan dokumen yang wajib diurus untuk setiap warga negara asing yang ingin tinggal di Jepang dengan durasi lebih dari 3 bulan. Surat ini kemudian digunakan untuk mengurus Visa.
Dokumen penjamin keuangan
Warga negara asing harus punya kemampuan secara ekonomi memenuhi kebutuhan hidupnya selama di Jepang. Hal ini dapat dibuktikan dengan menunjukkan rekening tabungan, sertifikat pajak dalam beberapa tahun terakhir, dan sebagainya.
Pengurusan Visa
Setelah berhasil mengurus COE, Anda perlu mengajukan visa yang dapat dilakukan di kantor kedutaan besar atau konsulat Jepang terdekat.
Kartu residen
Kartu residen atau biasa disebut zairyu card adalah jenis kartu yang wajib Anda miliki selanjutnya saat ingin kuliah di Jepang. Kartu ini bertindak sebagai bukti bahwa Anda tinggal secara legal di Jepang. Setiap orang asing bakal diminta memperlihatkan kartu residen saat membuka rekening bank, menyewa kamar, ikut ujian masuk universitas, dan lain-lain.
Individual number
Selanjutnya, para mahasiswa asing di Jepang juga perlu mengurus individual number atau biasa disebut My Number. Nomor ini terdiri dari 12 digit dan wajib dimiliki oleh setiap orang yang tinggal di Jepang. My Number akan Anda perlukan ketika ingin mencari kerja paruh waktu, mengurus asuransi kesehatan, atau saat menerima transfer uang dari Indonesia ke Jepang lewat bank.
Serba-serbi Kehidupan di Jepang
Biar aktivitas belajar di Jepang berjalan lancar, Anda perlu mengetahui informasi tentang kehidupan di sana secara lengkap. Ada beberapa sektor pengeluaran yang perlu diperhatikan selama hidup di Jepang, di antaranya:
- Biaya hidup
Besaran pengeluaran bulanan bagi mahasiswa internasional di Jepang dapat bervariasi disesuaikan dengan domisili. Biaya hidup di daerah perkotaan, tentunya akan lebih tinggi dibandingkan wilayah pinggiran.
Tokyo menjadi wilayah dengan biaya hidup paling mahal, rata-rata sekitar 100 ribu yen (setara Rp 13 juta) per bulan. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata biaya hidup mahasiswa internasional di Jepang, yakni 89 ribu yen (setara Rp 11.5 juta) per bulan.
- Pilihan tempat tinggal
Porsi pengeluaran terbesar yang perlu Anda keluarkan ketika kuliah di Jepang adalah sewa tempat tinggal. Untuk itu, Anda perlu memilih secara cermat kondisi tempat tinggal yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan.
Beberapa opsi jenis tempat tinggal yang bisa ditempati saat berada di Jepang di antaranya:
1. Asrama mahasiswa
Asrama mahasiswa menawarkan opsi tempat tinggal yang terjangkau selama di Jepang. Apalagi, Anda tidak akan dibebani biaya tambahan seperti deposit keamanan (shiki-kin), uang tip (rei-kin), dan sebagainya. Beberapa asrama mahasiswa juga kadang disertai dengan perabotan rumah tangga tertentu.
Hanya saja, tarif murah di asrama mahasiswa disertai dengan keterbatasan fasilitas. Secara umum, Anda hanya akan memperoleh kamar mandi, toilet, serta dapur yang dipakai secara bersama-sama dengan penghuni lain. Selain itu, ada pula aturan tertentu yang wajib ditaati, seperti jam bangun tidur serta jam malam.
2. Apartemen
Dibandingkan asrama mahasiswa, hidup di apartemen jauh lebih bebas. Anda tidak akan terganggu dengan adanya batasan jam malam atau jam bangun pagi. Sebagai gantinya, setiap penghuni apartemen bakal dibebani shiki-kin untuk beberapa bulan ke depan, rei-kin, komisi agen real estate, dan biaya lain-lain.
Tidak hanya itu, ketika hidup di apartemen Anda juga masih perlu memperhatikan pengeluaran terkait kebutuhan perabotan rumah tangga. Tak jarang, perjanjian sewa apartemen yang harus ditandatangani juga cukup kompleks dan perlu dicermati secara detail.
Namun, ketika memilih tinggal di apartemen, Anda dapat belajar untuk mengatur keuangan secara lebih baik. Pada awal-awal kedatangan, Anda mungkin akan meminta orang tua untuk transfer uang dari Indonesia ke Jepang dengan intensitas cukup tinggi. Namun, kalau sudah terbiasa, hal itu bisa Anda kurangi.
- Asuransi kesehatan
Jangan lupa pula bahwa setiap orang yang ada di Jepang, termasuk mahasiswa asing, diharuskan untuk memiliki keanggotaan asuransi kesehatan, yakni Asuransi Kesehatan Nasional yang dijalankan pemerintah. Oleh karena itu, Anda perlu menyediakan pengeluaran untuk pembayaran premi per tahun.
Berapa biaya yang perlu dibayarkan untuk premi asuransi tersebut? Umumnya, beban premi Asuransi Kesehatan sekitar 20.000 yen per tahun. Namun, nominal premi ini bisa berbeda-beda sesuai domisili. Selain itu, mahasiswa juga dapat memperoleh pengurangan premi.
- Kerja paruh waktu
Saat berkuliah di Jepang, Anda tidak hanya bisa mendapat uang dari beasiswa atau transfer uang dari Indonesia ke Jepang yang berasal dari orang tua. Banyak mahasiswa yang memilih untuk melakukan kerja paruh waktu untuk bisa memperoleh tambahan pemasukan.
Hanya saja, Anda perlu mengajukan izin yang disebut dengan “Izin Usaha di Luar Status Identitas”. Proses pengurusannya gratis, dilakukan di kantor imigrasi. Syaratnya juga sangat mudah, karena hanya butuh paspor.
Di Jepang, hampir 75 persen mahasiswa asing memilih untuk bekerja secara paruh waktu. Upah yang didapatkan dari kerja paruh waktu tersebut rata-rata adalah 50.000 yen per bulan.
- Kemampuan berbahasa Jepang
Memiliki kemampuan berbahasa Jepang menjadi sebuah keharusan kalau ingin tinggal secara nyaman di sana. Apalagi, sebagian besar masyarakat Jepang tak punya kemampuan bicara bahasa Inggris dengan baik.
- Pengelolaan sampah
Jepang secara khusus memiliki peraturan yang ketat terkait sampah. Setiap orang wajib melakukan pemilahan sampah dengan benar. Kalau tidak, sampah tersebut tidak akan diambil oleh truk pengangkut sampah di Jepang. Dampaknya, Anda bakal memperoleh problem dengan tetangga yang terganggu oleh keberadaan sampah tersebut.
Selain melakukan pemilahan, Anda juga perlu mencatat waktu pengambilan sampah. Biasanya, sudah ada jadwal terkait hari, jam, serta lokasi pembuangan sampah oleh masing-masing pengurus wilayah. Umumnya, sampah yang bisa dibakar akan diambil setidaknya 2 kali dalam seminggu. Sementara itu, sampah yang tak bisa dibakar, pengambilannya dilakukan seminggu sekali.
Beasiswa Kuliah di Jepang
Kalau ingin berkuliah di Jepang, Anda dapat memanfaatkan program beasiswa yang ditawarkan oleh berbagai pihak. Hanya saja, sebagian besar beasiswa tidak diberikan secara penuh. Oleh karena itu, Anda perlu menyiapkan rencana keuangan yang matang sebelum memutuskan berangkat kuliah ke Jepang.
Beasiswa pendidikan di Jepang juga bisa diperoleh dengan mudah. Anda dapat memilih berburu beasiswa sebelum melakukan keberangkatan. Selain itu, ada pula opsi mendapatkan beasiswa ketika sudah menempuh pendidikan di Jepang.
Transfer Uang Dari Indonesia ke Jepang
Sebagai tambahan, Anda juga perlu mengetahui terkait layanan transfer uang dari Indonesia ke Jepang. Karena bagaimanapun juga selama Anda berada di Jepang, akan ada waktu tertentu di mana Anda perlu melakukan transfer uang ke Jepang untuk memenuhi kebutuhan Anda.
Transfez adalah aplikasi pengiriman uang ke mancanegara dari Indonesia yang telah memiliki izin resmi dari Bank Indonesia. Dengan menggunakan Transfez, Anda bisa memperoleh fasilitas pengiriman uang secara cepat dari Indonesia ke Jepang. Alih-alih menunggu selama berhari-hari, uang bisa diterima pada hari yang sama di rekening Anda di Jepang. Ditambah lagi, penggunaan layanan Transfez juga mudah, mengirim uang ke Jepang cukup dengan aplikasi smartphone.
Tidak hanya itu, Transfez juga memberi kemudahan dari segi biaya. Dengan pemakaian Transfez, Anda dapat menghemat biaya transfer uang mencapai 91 persen. Daripada biaya tersebut diberikan kepada bank, lebih baik dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan selama di Jepang, kan?
Download Aplikasi Transfez
Aplikasi Transfez bisa bantuin kamu untuk transfer uang ke luar negeri dengan lebih cepat, hemat, dan efisien. Transfez Bisnis juga bisa bantuin bisnis kamu dalam melakukan transaksi ke luar negeri loh. Untuk kamu yang ingin mengirim uang ke sanak saudara yang berada di luar negeri karena sedang menjalankan pendidikan, bekerja, ataupun traveling, Transfez akan siap membantu. Aplikasi ini tersedia di Android dan juga iOs. Download sekarang!
Nah, itu tadi pembahasan tentang kuliah ke Jpeang, menarik bukan? Transfez memberikan cara paling mudah dan nyaman untuk kirim uang ke mancanegara.